Sulut Bakal Ketambahan Media Baru

http://www.fokusmanadonews.blogspot.com/search/label/Manado
 

Bilondatu : Media Swara Sulut Bakal di Launching Awal Febuari
Kembali lagi Sulawesi Utara bakal ketambahan satu media yakni “Swara Sulut” hal ini dikatakan Djufry Bilondatu selaku Pemimpin Umum media tersebut.
Dikatakanya di era komunikasi dan teknologi setiap media terus berpacu dan berlomba untuk memberikan informasi yang terbaik seperti, hiburan, pendidikan dan sosial.
“Media ini didirikan bagi masyarakat Sulut yang lapar akan informasi, maka kami hadir untuk para pembaca dengan warna yang berbeda dengan konten yang menarik tentunya. Dan ini akan di launching di minggu pertama bulan Februari, sekaligus bersamaan dengan pelaksanaan HUT PWI yang di gelar di Sulut kata,”Bilondatu kepada fokusmanadonews.
Dirinya berharap agar masyarakat memberi doa restu kehadiran media tersebut.

SUKSESKAN FUN BIKE HPN 2013

MARI SUKSESKAN HARI PERS NASIONAL TAHUN 2013 DI SULWESI UTARA TANGGAL 2 S/D 11 FEBRUARI 2013 v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Normal 0 false false false false EN-US X-NONE X-NONE ...
Ketua Umum Panitia Daerah, Ir. S.R Mokodongan 

PANITIA DAERAH HARI PERS NASIONAL TAHUN 2013, MENGUNDANG DENGAN HORMAT : 1.Forkopimda Prov Sulut, 2. Pimpinan/Anggota DPRD Prov Sulut,3. Wakil Gubernur Sulawesi Utara, 4.Sekdaprov Sulut, 5.Bupati/Walikota se-Prov Sulut, 6.Pimpinan Universitas/Perguruan Tinggi, 7.Kepala Badan/Dinas/Biro/Kantor Pemprov Sulut, 8.Pejabat Instansi Vertikal Provinsi Sulut, 9.Pejabat BUMN/BUMD, 10.Pimpinan PWI, AJI, IJTI Sulut, 11. Pemimpin Redaksi Media Cetak/Elektronika, 12. Pimpinan Perusahaan Swasta, 13. Komunitas pers/wartawan Sulut, 14.Siswa/mahasiswa, 15. Masyarakat umum di Manado dan sekitarnya.

Untuk bersama-sama dalam kegiatan Fun Bike, yang dilanjutkan dengan Senam Sehat Bersama, Donor Darah dan Hiburan yang dilaksanakan  pada: Hari : Sabtu, 2 Pebruari 2013, Jam : 06.00 s/d selesai. Tempat : Start, Depan Gedung PWI Cabang Manado, Finish Lapangan Basket Mega Mas.
Tersedia hadiah/door price menarik. Peserta mendaftar kepada panitia sebagai tanda bukti peserta dan untuk mendapatkan kaos. SEKRETARIAT PANITIA : DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SULUT dan BIRO PEMERINTAHAN DAN HUMAS PROVINSI SULUT (tidak dipungut biaya/gratis). Terima Kasih. Ketua Umum Panitia Daerah, Ir. S.R Mokodongan.

Sumber: humasprovsulut.com

Selasa, 14 Februari 2012 – 15:08:18 WITA Kilas Peristiwa 14 Februari 1946 : Merah Putih di Manado Patahkan Provokasi Belanda di Luar Negeri

http://www.fokusmanadonews.blogspot.com/search/label/Manado
Upacara Bendera 

MANADO – 14 Februari 1946, jam 01.00. Sejumlah tentara KNIL yang setia kepada Republik Indonesia di tangsi militer Teling Manado bangun dari tidur, bergerak menuju lokasi sasaran di dalam tangsi dengan formasi huruf “L”. Mereka melucuti senjata semua pimpinan militer Belanda di tangsi itu dan memasukkannya ke sel sebagai tahanan.

Peristiwa itu berlanjut dengan pengibaran sang saka Merah Putih di tangsi yang terkenal angker karena pasukan yang menempati kompleks milter itu dikenal sebagai pasukan pemberani andalan Belanda. Para pejuang itu merobek warna biru bendera Kerajaan Belanda, menyisakan dwi warna Merah Putih dan mengibarkannya di tangsi itu.

Kapten Blom, pemimpin Garnisun Manado ditangkap sekitar pukul 03.00, setelah lebih dulu menahan Letnan Verwaayen, pimpinan tangsi militer Teling. Siangnya, pasukan pejuang republik menangkap Komandan KNIL Sulawesi Utara Letkol de Vries dan Residen Coomans de Ruyter beserta seluruh anggota NICA. Sehari kemudian, para pejuang menaklukkan kamp tahanan Jepang yang berkekuatan 8.000 serdadu.

Peristiwa ini diberitakan berulang-ulang melalui siaran radio dan telegrafi oleh Dinas Penghubung Militer di Manado, ditangkap dan diteruskaan oleh kapal perang Australia SS “Luna” ke Allied Head Quarters di Brisbane. Selanjutnya Radio Australia menjadikannya sebagai berita utama dan ikut disebar-luaskan oleh BBC-London dan Radio San Fransisco Amerika Serikat.

Bagi Belanda, perebutan tangsi militer Teling dan penurunan bendera merah putih biru digantikan Sang Saka Merah Putih oleh kalangan pejuang Indonesia merupakan pukulan telak. Bahkan kekalahan militernya di Manado secara otomatis melumpuhkan provokasinya di luar negeri bahwa perjuangan kemerdekaan di Indonesia cuma terbatas di pulau Jawa.

Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, menurut Belanda yang berkampanye di berbagai forum internasional, bukan perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Perjuangan kemerdekaan Indonesia versi Belanda cuma sebatas di Jawa, sebab menurut Belanda, kekuasaan di daerah-daerah, juga di tanah Minahasa masih dalam genggamannya.

Bangkitnya warga Manado, Minahasa dan seluruh rakyat Sulut merebut kekuasaan dari tangan penjajahan Belanda yang bersumber pada jiwa dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 bermakna sangat positif bagi upaya diplomasi Indonesia di luar negeri. Proses ini kemudian diakui mempercepat pengakuan internasional terhadap kemerdekaan RI.

Provokasi Belanda gagal total, sebab lewat peristiwa 14 Februari 1946, dunia menjadi yakin, perjuangan kemerdekaaan Indonesia milik seluruh rakyat dari Sabang sampai Marauke.

Belanda gagal memanfaatkan mitos persahabatan Belanda-Minahasa yang dikenal dengan Verbond Minahasa – Nederland (10 Januari 1679) sebagai senjata untuk meninabobokkan warga Minahasa. Sebab, bagi putra-putri Indonesia di tanah Minahasa, persatuan dan kesatuan dalam kemerdekaan Indonesia tidak bisa ditawar-tawar.

Semangat perjuangan nasional di tanah Minahasa seperti ditulis Ben Wowor dalam buku Sulawesi Utara Bergolak juga termotivasi surat rahasia yang dikirimkan Pahlawan Nasional DR GSSJ Ratulangi yang menegaskan, agar pemimpin rakyat menjauhkan diri dari pikiran dan tindakan provinsialistis dan hendaknya menggabungkan diri ke dalam satu perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Surat itu dibawa sekelompok pemuda yang tiba dari Makassar 11 Januari 1946. Kurir pembawa surat Nona Politon yang dititipi surat itu lolos melalui empat pos pemeriksaan.

TEKAD menaklukkan tangsi militer Teling yang juga markas Garnisun Manado dicetuskan tanggal 13 Februari 1946, tepatnya jam 18.00 di kantin tangsi itu seusai apel sore oleh sekelompok prajurit pemberani dipimpin Wakil Komandan Regu I Kompi VII Mambi Runtukahu.

Padahal ketika itu, di depan kantin sedang berkumpul sejumlah anggota peleton CPM, namun tidak ada yang berani mendekat karena mengetahui anggota-anggota yang berkumpul di kantin adalaah anggota-anggota Kompi VII yang dikenal sebagai kompi macan, kompi pemberani.

Pada jam 21.30, saat apel malam, kelompok pencinta RI itu mulai mempersiapkan diri. Kelompok itu terdiri dari Wakil Komandan Regu I Mambi Runtukahu, Wadanru II Gerson Andris, Wadanru III Mas Sitam, Komandan Verkenner Jus Kotambunan, Anggota Regu IV Lengkong Item dan Verkenner Wehantouw.
Sekitar pukul 24.00, Sersan Piket Sutarkun menginformasikan agar seluruh anggota yang masih di berbincang di luar asrama masuk tidur karena Komandan Kompi VII Letnan Carlier dan Komandan Peleton Serma Wijszer akan mengadakan pemeriksaan malam. Di dalam asrama, kedua tentara Belanda itu menemukan, seluruh anggota Kompi VII sudah lelap tidur.

Tepat pukul 00.30 (14 Februari), seluruh anggota kelompok yang mempersiapkan aksi militer itu memeriksa persiapan akhir. Pukul 00.45, kembali seluruh anggota aksi berkumpul dan menyatukan tekad, masing-masing menyatakan siap mempertaruhkan nyawa bagi RI.

Tepat pukul 01.00, di saat sepi dan tenang, pergerakan dimulai. Pasukan menuju tangsi putih dalam formasi huruf “L”. Sebagian pasukan dipimpin Runtukahu dan Kotambunan keluar dari pintu kiri, sedangkan Andris daan Sitam memimpin pasukan keluar dari pintu kanan.

Mereka muncul satu demi satu di depan pos jaga dengan senjata terkokang tanpa peluru sebab siangnya seluruh peluru milik anggota yang dicurigai telah disita petugas atas perintah atasannya.
Pasukan Runtukahu menaklukkan pos jaga dan sekaligus membebaskan CH Taulu dan Wuisan, dua pemimpin aksi yang ditangkap beberapa hari sebelumnya.

Di tangsi putih, para pejuang yang terdiri dari Kotambunan, Sitam dan Lantu menangkap Komandan Peleton I Wijszer dan Komandan Kompi Carlier serta Komandan CPM Belanda. Dalam perjalanan menuju tangsi hitam, pasukan pejuang dihadang peleton KNIL yang setia kepada Belanda, tetapi dengan kemahiran menyerbu, pasukan pro Belanda itu berhasil ditaklukkan.

Pasukan pejuang lalu menguasai seluruh tangsi militer Teling dan berhasil menangkap seluruh pimpinan militer yang tinggal di luar tangsi. Mereka juga berhasil membebaskan teman-temannya yang sempat ditahan di penjara Manado, seperti Freddy Lumanauw dan Pakasi.

Kaum nasionalis yang bergerak dalam perjuangan politik seperti GE Dauhaan, A Manoppo, OH Pantouw, Max Tumbel, Dr Sabu, FH Kumontoy, CP Hermanses, HC Mantiri, NP Somba dan juga pemimpin politik lainnya seperti John Rahasia dan Mat Canon yang meringkuk di tahanan dibebaskan.

Pukul 03.00, sementara aksi berlangsung, Wangko Sumanti memerintahkan perobekan helai biru dari bendera Belanda dan menyerahkan kepada Mambi Runtukahu yang selanjutnya bertindak sebagai inspektur upacara penaikan Sang Saka Merah Putih.

Kantor Telepon sejak aksi dimulai dikuasai pegawai yang pro Indonesia seperti oleh No Tooy, G Sumendap serta beberapa staf lain. Selain itu kelompok pejuang menguasai kantor Dinas Telegrafi Manado.
Setelah menguasai Manado, pasukan pejuang dipimpin Freddy Lumanauw dan Bisman menuju Tomohon, mengendarai dua mobil jeep dan dua truk.

Di Tomohon, mereka dihadang seorang serdadu Belanda dengan sejumlah tembakan. Alo Porawouw tertembak dan tewas, sedangkan Freddy Lumanauw yang duduk di sampingnya berhasil lolos, lalu bersama pasukan Bisman menaklukkan serdadu Belanda itu.

Komandan Polisi Samsuri yang menjadi penghubung antara Pasukan Bisman dan Komandan KNIL De Vries menyampaikan ultimatum dari Bisman agar De Vries menyerah. Dengan dua tangan terangkat ke atas, Samsuri berjalan sepanjang 200 meter menuju markas De Vries.

Kepada Komandan KNIL Sulut De Vries, Samsuri menjelaskan, pasukan pejuang siap menerkamnya bila tidak segera menyerahkan diri. Untuk meyakinan De Vries, Sigar Rombot, anggota pasukan pejuang juga menjelaskan kepada De Vries, bahwa melawan kehendak para pejuang sama saja dengan mati konyol. De Vries akhirnya berhasil diyakinkan dan menyerah.

Sejak itu, seluruh kantor instansi pemerintah menurunkan di tanah Minahasa bendera Belanda menggantikannya dengan Merah Putih.

MENYUSUL kemenangan itu, pemimpin perjuangan Ch Taulu kemudian pada tanggal 15 Februari 1946 mengeluarkan Maklumat Nomor 1 yang berisi, (1) Kemarin malam jam 01.00 tanggal 14 Februari 1946, oleh pejuang-pejuang KNIL dibantu para pemuda telah merebut kekuasaan dari pemerintahan Belanda (NICA) Sulawesi Utara dalam rangka mempertahankan Kemerdekaan RI yang diproklamirkan Ir Soekarno dan Mohammad Hatta; (2) Rakyat Diminta membantu sepenuhnya perjuangan itu; (3) Kepada pejuang untuk mengambil alih pemerintahan Belanda; (4) Keamanan di seluruh Sulut dijamin Tentara RI Sulawesi Utara; (5) Kantor-kantor pemerintaha harus bekerja seperti biasa; (6) Kegiatan ekonomi harus tetap jalan seperti biasa (pasar-pasar, toko-toko, sekolah-sekolah). Bila ada pasar atau toko tidak buka akan disita; (7) Barangsiapa yang berani melakukan pengacauan berupa penganiayaaan, penculikan, perampokan, pembunuhan dan sebagai akan segera dihukum mati di muka umum.

Pemimpin perjuangan selanjutnya mengeluarkan Maklumat Nomor 2 berisi, “Dimaklumkan bahwa pada tanggal 16 Februari sudah diadakan rapat umum di gedung Minahasa Raad (DPR) yang dipimpin pucuk pimpinan Ketentaraan Indonesia di Sulawesi Utara dihadiri oleh Kepala-Kepala Distrik dan onderdistrik di Minahasa, Raja dari Bolaang Mongondow, Kepala daerah Gorontalo, Pemimpin-pemimpin dan Pemuka-Pemuka Indonesia”. Rapat ini telah menetapkan BW Lapian menjadi Kepala Pemerintahan Sipil Sulawesi Utara. Maklumat itu ditandatangani Letkol Ch Taulu, SD Wuisan, J Kaseger, AF Nelwan dan F Bisman.
Untuk melaksanakan pemerintahan sipil, BW Lapan dibantu oleh DA Th Gerungan (keprintahan), AIA Ratulangi (keuangan), Drh Ratulangi (perekonomian), Dr Ch Singal (kesehatan), E Katoppo (PPK), Hidayat (kehakiman), SD Wuisan (kepolisian), Wolter Saerang (penerangan), Max Tumbel (pelabuhan/pelayaran).

Sumber: manadokota.go.id

Komunitas Pers Bitung Desak Polda Ungkap Motiv Pembunuhan Wartawan

http://www.fokusmanadonews.blogspot.com/search/label/Hukrim
Alm. Ryo  Linggotu 

BITUNG – Komunitas pers di Kota Bitung mengecam dan mengutuk otak dan pelaku  tindak penganiayaan sadis yang menghilangkan nyawa wartawan Harian Metro, Ryo  Linggotu, Minggu (25/11) beberapa waktu lalu di jalan Daan Mogot Manado.

Sejumlah asosiasi jurnalis di Bitung selain menyatakan solidarits atas musibah yang menimpa sesama insan pers juga mendesak Polda Sulut agar segera mengusut tuntas otak dan pelaku pembunuhan sadis terhadap wartawan tersebut.

“Ini merupakan tindak penganiayaan yang sadis, karena menurut informasi yang kami terima, korban tewas bersimbah darah dengan 14 tusukan benda tajam di sekujur tubuhnya. Kami sangat prihatin dan meminta agar Polda Sulut segera mengungkap dan menangkap pelakunya, bahkan mungkin juga ada otaknya dibalik pembunuhan itu, ” Rocky Oroh, reporter  MNC Group yang juga personil Alinasi Jurnalis Bitung (AJB).

Rocky juga menduga kuat, penganiayaan yang menewaskan wartawan Harian Metro, Ryo Linggotu ini bukan sekedar tindak kriminal biasa atau salah sasaran, tetapi ada yang mendalanginya atau yang menjadi otak pembunuhan.

“Sangat mungkin ini dilakukan bukan sekedar tindak kriminal biasa, tetapi ada oknum orang berpangkat atau berduit yang menjadi otaknya mengingat korban merupakan seorang wartawan pada koran kriminal yang setiap hari memberitakan tentang kasus-kasus pidana. Karena itu kami meminta pihak kepolisian tidak mengabaikan kemungkinan ada yang mendalanginya,” ungkap Oroh yang juga aktivis peduli masalah perburuhan di Bitung sembari mengajak para insan pers, aktivis LSM dan aktivis buruh di Bitung ikut menyatakan solidaritasnya dengan melakukan aksi unjuk rasa di Polres dan Kejaksaan Bitung.

“Unjuk rasa ini dengan maksud mendesak aparat hukum agar betul-betul mengusut dan mengungkap tuntas pelaku pembuhan sadis terhadap wartawan  ryo linggotu ini,” tandas Oroh.

Tidak tanggung-tanggung, wartawan senior Leonardo Axel Galatang pun memiliki pendapat atau dugaan yang sama. Menurutnya,  ini menjadi tantangan bagi aparat kepolisian untuk mengusut tuntas, terutama motiv dari pembunuhan tersebut.

“Jajaran pers di Sulut harus mencermati ini sebagai tindakan biadab, dan polisi harus usut tuntas otak dibalik itu dan terutama apa motivnya,” tandas Galatang sembari mensiyanylir ada sesuatu misteri yang harus diungkap dibalik tindak penaniayaan sadis dan biadab itu.

Seperti diketahui, korban Aryono Lunggotu  alias Ryo,  wartawan Harian Metro menjadi korban penganiayaan sadis yang menyebabkan dirinya tewas dengan luka 14 tusukan benda tajam. Kejadian ini terjadi di jalan Daan Mogot 4, Tikala Baru, Manado sekitar pukul 05.00 pagi.

Sumber: suarasulut.com

7 Ranperda Diseriusi Pemko Manado

http://www.fokusmanado.com/search/label/Manado
FOKUSMANADO.COM / Wali Kota Manado
 Dr. Ir. GS. Vicky Lumentut, SH, M.Si, DEA
saat menjelaskan di rapat Paripurna Dekot Manado 

MANADO, FOKUSMANADO.COM – Wali Kota Manado, Dr. Ir. GS. Vicky Lumentut, SH, M.Si, DEA dan Wakil Wali Kota, Harley Alfredo Benfica Mangindaan, SE, MSM, Rabu (30/01/13) lalu menghadiri Rapat Paripurna penutupan masa sidang III tahun 2012 dan pembukaan masa sidang I tahun 2013 sekaligus pembicaraan tingkat I atas 7 buah Ranperda. Empat buah Ranperda inisiatif DPRD dan tiga buah merupakan Ranperda usulan pemkot Manado.

Wali Kota dalam sambutan menyampaikan terima kasih dan memberi apresiasi yang tinggi kepada DPRD kota Manado atas kerja keras yang telah dicurahkan di sepanjang tahun 2012 lalu, dalam kemitraan yang erat dengan pemerintah kota Manado yang semakin maju dan sejahtera.

“Kemitraan sinergis yang sudah terbangun kita pertahankan bahkan ditingkatkan,” kata.

Lanjutnya, untuk membangun kota Manado dibutuhkan keseragaman derap langkah, semangat dan komitmen yang kuat guna menghasilkan karya-karya yang lebih cemerlang bagi kemajuan kota Manado Tiga buah Ranperda yang diusulkan oleh pemerintah kota Manado terdiri dari Ranperda tentang pengelolaan air tanah, Ranperda tentang penyertaan modal pemko Manado pada Perusahaan Daerah Pasar kota Manado, dan Ranperda tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan.

Menurut Wali Kota yang juga sebagai ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ini, Ranperda Kepariwisataan memiliki arti yang sangat strategis, di antaranya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat kekhasan dan citra daerah. Hal lain yang disampaikan oleh Walikota yang menggemari olah raga tenis ini adalah kebersihan kota Manado.

“Setiap pejabat harus menjadi pelopor untuk kebersihan kota Manado dengan cara mengolah dan memanfaatkan sampah organik menjadi kompos di rumah masing-masing. Ini merupakan salah satu cara mengajak warga Manado bersih dan sehat,”tuturnya.

Program lain yang disampaikan oleh Walikota adalah Car Free Day dan Universal Coverage (UC). Wali Kota yang juga sebagai ketua Partai Demokrat ini juga menjelaskan lebih lanjut tentang program UC . Disampaikan oleh Walikota bahwa pelaksanaan UC dimulai dari tingkat layanan kesehatan primer (Puskesmas), lalu ke tingkat layanan sekunder (6 RS mitra ), dan layanan tingkat tersier (RS. Kandou).

“Biaya pemerintah kota Manado hanya sampai pada tingkat sekunder,”ungkapnya.

Program UC diperuntukan bagi warga Manado yang tidak masuk dalam Askes, Jamsostek, Jamkesmas dan Jamkesda.

“Masyarakat cukup membawa KTP baik e-KTP atau KTP Siak, dan atau KK bagi yang tidak memiliki KTP, dan aslinya harus ditunjukan,”jelasnya seraya menambahkan, berbagai program yang dilakukan adalah untuk rakyat dan kemajuan kota Manado, sehingga Manado bisa menjadi model untuk kemajuan dan bisa diadopsi oleh daerah lain yang belum melaksanakan.(nikson)

Harley Mangindaan: Kaeng Manado Menjadi Jati Diri

http://www.fokusmanado.com/search/label/Manado
FOKUSMANADO.COM / Wakil Wali Kota Manado Harley Mangindaan 

MANADO, FOKUSMANADO.COM – Wakil Wali Kota Manado Herley A. B. Mangindaan, S.E., MSM. memimpin Rapat Pelatihan Produksi Kaeng Manado di ruang kerja Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara Jalan 17 Agustus Manado.

Pelaksanaan rapat tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Wakil Wali Kota ke Bogor dan Cirebon yang mendapatkan dukungan penuh Bank Indonesia sebagai partner perkembangan Kaeng Manado.

Dalam rapat tersebut terungkap beberapa hal antara lain, cara pengadaan mesin/peralatan,  pelatihan SDM yang berasal dari warga Kota Manado oleh Pengrajin Kain asal Bogor dan Cirebon serta produksi Kaeng Manado beserta pemasarannya.

“Dari sudut pandang Pemerintah Kota Manado, suksesnya suatu usaha saat kita memanfaatkan SDM dari warga kita sendiri. Proses pembuatan “Kaeng Manado” dari awal memulai produksi harus diupayakan dilaksanakan di Manado sehingga warga Manado memiliki rasa kebanggan yang tinggi atas Kaeng Manado yang merupakan identitas jati diri Kota Manado, selain juga dapat memberikan dampak ekonomis yang tinggi,’jelasnya.

Turut hadir dalam Rapat tersebut adalah Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut, Ir. Suhaedi, MPA beserta pejabat teras BI; Novi Kaligis dari Bank Sulut; Christ Longdong dari UMKM “Bahaga”; Kadis Perindag. Kota Manado, Drs. Fanny Sirang; Kadis Koperasi dan UMKM Kota Manado, Drs. Panosor Pardede, BAC.(nikson)

Unjuk Rasa Bakar Foto Gubernur Sulut

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; ...
FOKUSMANADO.COM / Kantor Gubernur Sulut 

PEMPROV, FOKUSMANADO.COM – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Dr. Noudy Tendean warning kepada sejumlah pihak yang sering melakukan unjuk rasa di wilayah Sulut untuk tidak melakukan penghinaan terhadap pejabat negara.

Hal ini menyusul terjadinya pembakaran foto Gubernur Sulut oleh sejumlah aktivis  yang mengatasnamakan Komite Rakyat untuk Provinsi Bolmong Raya, pada aksi unjuk rasa beberapa hari lalu.

‘’Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tertinggi/tinggi negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-undang. Tindakan pembakaran foto pejabat negara, sesuai Pasal 134 Kitab UU Hukum Pidana masuk dalam kategori penghinaan terhadap pejabat negara. Oknum yang melakukan tindakan ini bisa dikenakan sangsi hukum sesuai aturan yang berlaku. Tidak hanya itu, sesuai aturan ini, pihak yang terbukti menjadi otak atau dalang juga terancam sanksi pidana,‘’ tegas Doktor Cum Laud Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini.

Lanjutnya, secara arif dan bijaksana Tendean menilai, proses pembakaran foto Gubernur yang dilakukan oleh massa tersebut tidak substansif jika dikaitkan dengan fakta sebenarnya terkait proses pemekaran provinsi Bolmong Raya.

‘’Sama sekali tidak benar tuduhan yang mengatakan bahwa bapak Gubernur Sarundajang menghambat proses pemekaran BMR. Justru sejak awal, beliau dengan tegas telah mengaungkan, idealnya Sulut bisa pecah menjadi 3 Provinsi, salah satunya provinsi Bolmong Raya,‘’ terang Tendean yang didampingi Kabag Pemerintahan Lucky Taju M.Si, Kabag Humas Jackson F. Ruaw M.Si, Kabag Kemasyarakatan Hendrik Tendean M.Si, dan Kasubag Pengumpulan dan Penjaringan Informasi Vanda B. Jocom M.Si.

Mantan Direktur IPDN Manado ini menjelaskan, bukti lain yang membantah bahwa Pemprov khususnya Gubernur Sulut menghambat proses pemekran yakni dengan dialokasikannya anggaran sebesar Rp 690 juta dalam DPA Biro Pemerintahan dan Humas khusus menangani penyelesaian tapal batas. Dengan pengalokasian dana sebesar itu, Gubernur SHS berharap agar masalah penyelesaian tapal Batas khususnya Boltim-Mitra dapat terselesaikan secepatnya. Dengan selesainya masalah batas otomatis proses pemekaran BMR akan lebih mulus.

‘’Tidak bisa ada pemekaran wilayah kalau masih ada masalah batas yang belum diselesaikan. Gubernur sejak tahun lalu langsung memerintah untuk mengalokasikan anggaran pada tahun ini khusus memuluskan masalah tapal batas yang berhubungan dengan wilayah Bolaang Mongondow. Semua ini dimaksudkan beliau agar proses pemekaran bisa berjalan mulus dan lancar,‘’ tutur Tendean.

Ia juga mengutarahkan, sampai saat ini, terkait masalah pemekaran BMR, Pemprov Sulut telah melakukan kajian, dan hasil kajian tersebut sejak pecan lalu telah disampaikan ke Panitia Pemekaran BMR untuk ditindaklanjuti sesuai aturan.

‘’Berdasarkan hasil kajian, Panitia pemekaran masih harus melengkapi beberapa berkas, dan hal ini sudah disampaikan secara tertulis bahkan terus diingatkan secara lisan oleh pejabat teknis. Bahkan Ketua Presidium Pemekaran BMR ketika dihubungi langsung berjanji akan secepatnya melengkapi berkas dimaksud. Dalam artian Pemprov tinggal menunggu kelengkapan berkas tersebut,’’ paparnya.

Terkait dengan fakta tersebut, Tendean mengaku sangat menyesalkan tindakan pembakaran foto tersebut. Selain itu, Tendean juga mengharapkan agar pihak terkait masalah pemekaran dalam hal ini Panitia Pemekaran BMR dapat secara arif memberikan pemahaman dan penjelasan yang sejelas-jelasnya kepada masyarakat terkait fakta sebenarnya tentang proses pemekaran BMR.

‘’Gubernur sejak awal sudah komit bahwa pemekaran BMR itu harus tuntas. Dan dalam hal ini Pemprov tidak pernah menghambat apalagi menghalangi pemekaran BMR. Tapi semua harus berproses sesuai aturan. Malahan kalau mau dirunut, keterlambatan saat ini dikarenakan kelengkapan berkas yang kami mintakan ke panitia pemekaran BMR belum ada,’’pungkasnya.(Alex)

Penulis Ocean and Life Kunjungi Kota Bitung

http://www.fokusmanado.com/search/label/Bitung
FOKUSMANADO.COM / Annie Crawley saat menjelaskan 

BITUNG, FOKUSMANADO.COMAnnie Crawley penulis buku ocean and life, under water fotografer, sekaligus pencinta laut ternama dunia, bertemu Wakil Wali Kota Bitung M.J.Lomban.SE.MSi  dengan didampingi pengusaha diving Amerika Serikat Terry Keffler.

Crawley bersama rombongan diterima Wakil Wali Kota Bitung di ruang kerjasanya dengan didampingi pula Ny. Khouni Lomban Rawung yang juga penulis dan pecinta pesona bawah laut yang kini sedang menyelesaikan tulisannya tentang selat lembeh.

Dalam pertemuan ini Crawley menjelaskan, sepuluh tahun lalu ia pernah berada di kota Bitung sebagai manager di kungkungan resort dan sangat tahu tentang potensi keindahan bawah laut selat lembeh.

“Melalui potensi bawah laut yang sangat mengagumkan ini saya dapat membuat sebuah buku yang kini sangat terkenal di dunia, dan sebagian besar gambar yang dirtampilkan dalam tulisan dan video ocean and life berasal dari selat lembeh. Saya kagum dengan pesona bawah laut selat lembeh, disini banyak species unik yang tidak dapat dijumpai di belahan dunia lain, oleh sebab itu saya terus melakukan promosi ke berbagai negara sehingga kini sudah banyak yang tahu tentang apa yang ada di selat lembeh, saya sangat tahu potensi laut karena hidup saya seutuhnya untuk melestarikan dunia bawah laut karena laut memberikan kontribusi besar bagi kehidupan umat manusia oleh sebab itu sepantasnya kita terus menjaga dan melestarikan kekayaan alam bawah laut, jika ini diabaikan maka bukan hanya mengancam kehidupan species yang ada di selat lembeh tetapi akan mengancam kehidupan kita,”urainya saat mempresentasikan hasil tulisan dan foto.

Sementara itu, Lomban menyampaikan apresiasi dan bangga atas partisipasi dan upaya Crawley dkk mempromosikan potensi bawah laut selat lembeh, melalui promosi yang dilakukan selat lembeh kini semakin banyak pengunjung, tentunya kami berharap dukungan ini akan terus dilakukan dan berbagai masukan untuk kemajuan serta kelestarian bawah laut selat lembeh merupakan penghargaan bagi kami.

Hadir pula dalam pertemuan ini kadis pariwisata Benny Lontoh, kadis perikanan dan kelautan Hengky Wowor, kadis tataruang Steven Tuwaidan, kadis kebersihan Yossi Kawengian dan sekretaris dikpora Stella Mangkey.(ndo)

Siswa Mokodongan: Mendeteksi Masalah dan Memperkecil Resiko Kegagalan

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; ...
FOKUSMANADO.COM / Siswa Mokodongan Sekprov Sulut saat menjelaskna Soal Anggaran kepada Kepala SKPD 

PEMPROV, FOKUSMANADO.COMIr. Siswa Rachmat Mokodongan Sekretaris Provinsi Sulawesi Utara, Kamis (31/01/13) lalu, gelar rapat koordinasi dan evaluasi pelaksanaan DPA-SKPD yang berada di Sekretariat Daerah Provinsi Sulut.

Dalam rapat tersebut nampak hadir seluruh Kepala Biro yang berada di lingkungan Setdaprov seperti Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Dr. Noudy Tendean, Kepala Biro Perlengkapan Femmy Suluh, M.Si, Kepala Biro Organisasi Lynda Watania M.Si, dan Kepala Biro Umum R.  Roring, beserta seluruh Pejabat Eselon III dan para PPTK di lingkup biro masing-masing.

Mokodongan dalam rapat tersebut  mengatakan, pelaksanaan rapat koordinasi dan evaluasi ini merupakan bentuk pengendalian yang dilaksanakan oleh pimpinan daerah dan juga merupakan rangkaian dari kegiatan monitoring yang telah dilaksanakan sebelumnya,  yang antara lain dimaksudkan untuk mengarahkan proses pelaksanaan suatu kegiatan kepada aturan yang sebenarnya.

‘’Mendeteksi masalah dan memperkecil resiko kegagalan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi kegiatan, mengukur konsistensi antar kebijakan dan pelaksanaan, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemanfaatan sumber daya dan  keuangan publik, dan yang utama terwujudnya penilaian kinerja. Dirasa sangat perlu untuk terus melaksanakan pembinaan anggaran. Sekali lagi saya tekankan jangan ada SKPD yang menyalahi penggunaan anggaran, semua harus normatif,’’ tegas Mokodongan mantap.

Lanjutnya, sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, berbagai aspek dalam ranah perencanaan dan penganggaran mengalami perubahan yang mendasar dan cukup signifikan.  Banyak hal-hal baru yang diatur dan diamanatkan oleh Undang-undang ini. Satu hal baru yang sangat penting adalah diperkenalkannya sebuah pendekatan baru dan semangat untuk mengimplementasikannya dalam sistem perencanaan dan penganggaran, yakni Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting), Penganggaran Terpadu (Unified Budget), dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium Term Expenditure Framework).

‘’Hal mendasar yang perlu menjadi perhatian dari semua pihak terkait anggaran yakni sebagaimana amanah undang-undang mengenai penganggaran berbasis kinerja. ‘’Pengganggaran ini merupakan sebuah pendekatan dalam sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut,’’ jelasnya.

Ia juga menambahkan, ciri utama penganggaran berbasis kinerja adalah anggaran yang disusun dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan (input), keluaran (output), dan hasil yang diharapkan (outcomes) sehingga dapat memberikan informasi tentang efektivitas dan efisiensi pelaksanaan setiap kegiatan.

‘’Hal-hal ini mutlak diperhatikan. Karena sebagaimana yang dikhawatirkan Bapak Gubernur jangan sampai ada Kepala SKPD yang coba bermain dengan anggaran dengan cara berkoalisi dengan Bendahara SKPD, hal itu juga yang kami khawatirkan karena ternyata gelagat ke situ mulai tercium ada,’’ tukas Mokodongan seraya meningatkan, semua pihak yang terlibat dalam proses anggaran untuk bisa consist dan benar-benar berada pada aturan yang ada.(Alex)